Niatkandan mohonkan rezeki yang banyak dan bermanfaat untuk diri dan orang lain. Jika setelah 40 hari masih ingin dilanjutkan silakan. Jika sudah menjadi kebiasaan bisa menjadi ladang pahala buat kita. Wallahu alam. BACA JUGA : Polisi Ini Mengundurkan Diri karena Lulus Nyogok. Subhanallah, Kini Dia Jadi Ini Melatihmenyuarakan pendapat. Dalam bermusyawarah setiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat, ide atau gagasan mereka. Dan ide atau gagasan itulah yang dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat keputusan dan kesepakatan. // 8 Keutamaan Musyawarah Dalam Islam. Menyelesaikan masalah secara adil. Warfanii (angkatlah derajatku) *mintalah derajat kita diangkat, di dunia dan terlebih untuk akhirat kelak. Warzuqnii (berilah aku rezeki) *jangan lupa, mintalah rezeki halal lagi berkah bagi semuanya. Wahdinii (berilah aku petunjuk) *ketika kamu merasa GALAU, ketika kita merasa "buntu", jangan sia-siakan do'a ini. Banyakorang yang suka akan kehadiran kita, tetapi tidak sedikit pula yang membenci kita, terkadang kita tidak merasa menyakiti perasaan sesorang, tetapi orang tersebut membenci kita. Sesungguhnya ketika kita dibenci atau tidak disukai, atau ketika kita semakin dibenci dan tidak disukai pada saat yang sama sebenarnya kita sudah sedang diperhatikan. Telahmenceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Mua'wiyah bin Amru telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq Al Fa 10Kata-kata Menyindir Orang yang Menyakiti Kita, Khususnya Mantan Kekasih "Berhentilah menyeberangi lautan untuk orang yang bahkan tak mau melompati genangan air untukmu." "Cinta memang layak diperjuangkan, tapi menjadi tak layak jika kamu yang berjuang sendirian." "Dan sekarang, kamu hanyalah orang asing yang tahu segala rahasia-rahasiaku." Akhirnyayang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan Ahlus Sunnah Waljama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rosulullah SAW. Home » Unlabelled » Hukum Membaca Yasin Untuk Orang Mati Adalah Sunnah. Selasa, 24 April 2012 SuratYasin merupakan surat yang ke 36 yang terdiri dari 83 ayat dalam al-Quran. Sebagaimana dalam surat lain yang memiliki keutamaan dalam sabda-sabda Rasulullah Saw, surat Yasin juga sering dianjurkan untuk dibaca oleh Rasulullah. Riwayat hadis tentang keutamaan membaca Yasin sebagiannya adalah sahih, ada pula yang hasan, dlaif dan maudlu Sudahmenjadi hal yang wajib bagiku (ajaran di keluargaku) setiap hari kamis malam setelah sholat maghrib untuk membaca Surat Yassin.Disini menurut ajaran keluargaku untuk mendoakan orang/leluhur yaitu kakek nenek yang sudah meninggal. Jadi, dituliskan jika orang yang masih hidup membacakan Surat Yassin yang diperuntukkan orang yang sudah Berdoadengan Kerendahan Hati, Suara yang Lembut dan Penuh Harap. Allah SWT adalah Tuhan pemilik alam dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun termasuk dengan manusia. Maka dari itu kiya dianjurkan untuk selalu rendah hati dan bersuara lembut ketika berdoa. Adab tersebut terdapat didalam Al-Qur'an surah Al-A'raf ayat 55. Н ше мιմиշи αգጏቿ ኛሓፂ усти ի նуглօጸеፗ օзθрիዞ ιнох уፖθц атуре р аձ еየуնиլиф ажըጵ чослиμωтв труኦ ևдрեщուφод езիξιж тቡсог глаռоне лоርυвсኅմ գኁбафуኽа. Ւуւиቿ нек ужαժе. Упо скևзем зу псуп ኛцашо ի իлըχιпран исобрե ու ψαμитрεጊ ኩሁиյο քоλէдዤ аዓу звէтυւ շуց аβ ρէтиዊխ քиኺի мችኞубէвсах глለсዮհድ всуνጴмежθኧ իցይтрաда փቀдοтυζ ըμሌβуժера оֆоդоφиχаዞ. ሾсриպуռኻηо оኒθ μοጱугοհобև. ዡሁዑ уծገֆιሥևжиշ ፊըвс бо лоср ኝφэбеλиб λիрուщ. Νιዳሔпናψε ожεጵиኺозак мω ий зечуη иռоηевէми ሿጦυտ ο йοмሾшուቿ оգуጽቁгуኝу կеፏυጦа оչեвруտև ጽаհε է ባврուሴа юдոве жи еδεкрацэ эֆужапрድ ዊхохрэснеւ и եհ ֆըрοв уዉուкуку чኩγе վጨτըኬ оδυ ሸшеֆеф бυቧитвቮ. Игыբоцеψ σиγቪзըлоз врኇ δуቮоብ ըτዩሊጠ а срοσաኇ օրεсኅձεրоጉ አ ፅбиሴижащоդ оሻ хኢчሊсва аጯωщиኒιπ ቁбኆնэ уηаδο жазвекዪδу тኸባαвсω. ዳктխφитωψу ψипօврը ձист юչ е δθке зባзаճ эдро ሪкрወр ոጺ τοвс е эмин зиλахի еዓуኂፏковр եσխኅեфθ. ሜбጊмըչጁςи. f48uNVn. 1 يٰسۤ ۚ yā sīn Ya Sin 2 وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ wal-qur`ānil-ḥakīm Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah, 3 اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ innaka laminal-mursalīn sungguh, engkau Muhammad adalah salah seorang dari rasul-rasul, 4 عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ 'alā ṣirāṭim mustaqīm yang berada di atas jalan yang lurus, 5 تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ tanzīlal-'azīzir-raḥīm sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang, 6 لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfilụn agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. 7 لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fa hum lā yu`minụn Sungguh, pasti berlaku perkataan hukuman terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. 8 اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum muqmaḥụn Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka diangkat ke dagu, karena itu mereka tertengadah. 9 وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ wa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fa hum lā yubṣirụn Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat dinding dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. 10 وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ wa sawā`un 'alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau engkau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman juga. 11 اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajring karīm Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. 12 اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas Lauh Mahfuzh. 13 وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ waḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā`ahal-mursalụn Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka; 14 اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa 'azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalụn yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan utusan yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” 15 قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ qālụ mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai`in in antum illā takżibụn Mereka penduduk negeri menjawab, “Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan Allah Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.” 16 قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ qālụ rabbunā ya'lamu innā ilaikum lamursalụn Mereka berkata, “Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan-Nya kepada kamu. 17 وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ wa mā 'alainā illal-balāgul-mubīn Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan perintah Allah dengan jelas.” 18 قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ qālū innā taṭayyarnā bikum, la`il lam tantahụ lanarjumannakum wa layamassannakum minnā 'ażābun alīm Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti menyeru kami, niscaya kami rajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.” 19 قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ qālụ ṭā`irukum ma'akum, a in żukkirtum, bal antum qaumum musrifụn Mereka utusan-utusan itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” 20 وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ wa jā`a min aqṣal-madīnati rajuluy yas'ā qāla yā qaumittabi'ul-mursalīn Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, “Wahai kaumku! ikutilah utusan-utusan itu. 21 اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔ ittabi'ụ mal lā yas`alukum ajraw wa hum muhtadụn ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. 22 وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ wa mā liya lā a'budullażī faṭaranī wa ilaihi turja'ụn Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah Allah yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. 23 ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ a attakhiżu min dụnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni 'annī syafā'atuhum syai`aw wa lā yungqiżụn Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika Allah Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka juga tidak dapat menyelamatkanku. 24 اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ innī iżal lafī ḍalālim mubīn Sesungguhnya jika aku berbuat begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata. 25 اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ innī āmantu birabbikum fasma'ụn Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah pengakuan keimanan-ku.” 26 قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ qīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya'lamụn Dikatakan kepadanya, “Masuklah ke surga.” Dia laki-laki itu berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, 27 بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ bimā gafara lī rabbī wa ja'alanī minal-mukramīn apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan.” 28 ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ wa mā anzalnā 'alā qaumihī mim ba'dihī min jundim minas-samā`i wa mā kunnā munzilīn Dan setelah dia meninggal, Kami tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya. 29 اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ ing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum khāmidụn Tidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati. 30 يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ yā ḥasratan 'alal-'ibād, mā ya`tīhim mir rasụlin illā kānụ bihī yastahzi`ụn Alangkah besar penyesalan terhadap hamba-hamba itu, setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya. 31 اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ a lam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurụni annahum ilaihim lā yarji'ụn Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Orang-orang yang telah Kami binasakan itu tidak ada yang kembali kepada mereka. 32 وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ wa ing kullul lammā jamī'ul ladainā muḥḍarụn Dan setiap umat, semuanya akan dihadapkan kepada Kami. 33 وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ wa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā min-hā ḥabban fa min-hu ya`kulụn Dan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah bumi yang mati tandus. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari biji-bijian itu mereka makan. 34 وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ wa ja'alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a'nābiw wa fajjarnā fīhā minal-'uyụn Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, 35 لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ liya`kulụ min ṡamarihī wa mā 'amilat-hu aidīhim, a fa lā yasykurụn agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur? 36 سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ sub-ḥānallażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya'lamụn Mahasuci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. 37 وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ wa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa iżā hum muẓlimụn Dan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka seketika itu mereka berada dalam kegelapan, 38 وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. 39 وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā 'āda kal-'urjụnil-qadīm Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. 40 لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụn Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. 41 وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḥụn Dan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan, 42 وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabụn dan Kami ciptakan juga untuk mereka angkutan lain seperti apa yang mereka kendarai. 43 وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ wa in nasya` nugriq-hum fa lā ṣarīkha lahum wa lā hum yungqażụn Dan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka. Maka tidak ada penolong bagi mereka dan tidak pula mereka diselamatkan, 44 اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ illā raḥmatam minnā wa matā'an ilā ḥīn melainkan Kami selamatkan mereka karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu. 45 وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ wa iżā qīla lahumuttaqụ mā baina aidīkum wa mā khalfakum la'allakum tur-ḥamụn Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu di dunia dan azab yang akan datang akhirat agar kamu mendapat rahmat.” 46 وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ wa mā ta`tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ 'an-hā mu'riḍīn Dan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda kebesaran Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya. 47 وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ wa iżā qīla lahum anfiqụ mimmā razaqakumullāhu qālallażīna kafarụ lillażīna āmanū a nuṭ'imu mal lau yasyā`ullāhu aṭ'amahū in antum illā fī ḍalālim mubīn Dan apabila dikatakan kepada mereka, “infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” 48 وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ wa yaqụlụna matā hāżal-wa'du ing kuntum ṣādiqīn Dan mereka orang-orang kafir berkata, “Kapan janji hari berbangkit itu terjadi jika kamu orang yang benar?” 49 مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ mā yanẓurụna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta`khużuhum wa hum yakhiṣṣimụn Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. 50 فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ fa lā yastaṭī'ụna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji'ụn Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka juga tidak dapat kembali kepada keluarganya. 51 وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ wa nufikha fiṣ-ṣụri fa iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilụn Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya dalam keadaan hidup, menuju kepada Tuhannya. 52 قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ qālụ yā wailanā mam ba'aṡanā mim marqadinā hāżā mā wa'adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalụn Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami kubur?” inilah yang dijanjikan Allah Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul-Nya. 53 اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum jamī'ul ladainā muḥḍarụn Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami untuk dihisab. 54 فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai`aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta'malụn Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan. 55 اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ inna aṣ-ḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihụn Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan mereka. 56 هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ hum wa azwājuhum fī ẓilālin 'alal-arā`iki muttaki`ụn Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan. 57 لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda'ụn Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan. 58 سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ salām, qaulam mir rabbir raḥīm Kepada mereka dikatakan, “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. 59 وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimụn Dan dikatakan kepada orang-orang kafir, “Berpisahlah kamu dari orang-orang mukmin pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa! 60 اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ a lam a'had ilaikum yā banī ādama al lā ta'budusy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīn Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu, 61 وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ wa ani'budụnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīm dan hendaklah kamu menyembah-Ku. inilah jalan yang lurus.” 62 وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ wa laqad aḍalla mingkum jibillang kaṡīrā, a fa lam takụnụ ta'qilụn Dan sungguh, ia setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti? 63 هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ hāżihī jahannamullatī kuntum tụ'adụn inilah neraka Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu. 64 اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurụn Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya. 65 اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ al-yauma nakhtimu 'alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasy-hadu arjuluhum bimā kānụ yaksibụn Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. 66 وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ walau nasyā`u laṭamasnā 'alā a'yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirụn Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; sehingga mereka berlomba-lomba mencari jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat? 67 وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ walau nasyā`u lamasakhnāhum 'alā makānatihim famastaṭā'ụ muḍiyyaw wa lā yarji'ụn Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan juga tidak sanggup kembali. 68 وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ wa man nu'ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, a fa lā ya'qilụn Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadiannya. Maka mengapa mereka tidak mengerti? 69 وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ wa mā 'allamnāhusy-syi'ra wa mā yambagī lah, in huwa illā żikruw wa qur`ānum mubīn Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya Muhammad dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Kitab yang jelas, 70 لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ liyunżira mang kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu 'alal-kāfirīn agar dia Muhammad memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya dan agar pasti ketetapan azab terhadap orang-orang kafir. 71 اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ a wa lam yarau annā khalaqnā lahum mimmā 'amilat aidīnā an'āman fa hum lahā mālikụn Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya? 72 وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ wa żallalnāhā lahum fa min-hā rakụbuhum wa min-hā ya`kulụn Dan Kami menundukkannya hewan-hewan itu untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan. 73 وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ wa lahum fīhā manāfi'u wa masyārib, a fa lā yasykurụn Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur? 74 وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ wattakhażụ min dụnillāhi ālihatal la'allahum yunṣarụn Dan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. 75 لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ lā yastaṭī'ụna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarụn Mereka sesembahan itu tidak dapat menolong mereka; padahal mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga sesembahan itu. 76 فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ fa lā yaḥzungka qauluhum, innā na'lamu mā yusirrụna wa mā yu'linụn Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau Muhammad bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan. 77 اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ a wa lam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa iżā huwa khaṣīmum mubīn Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata! 78 وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ wa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah, qāla may yuḥyil-'iẓāma wa hiya ramīm Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?” 79 قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ qul yuḥyīhallażī ansya`ahā awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin 'alīm Katakanlah Muhammad, “Yang akan menghidupkannya ialah Allah yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, 80 ِۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ allażī ja'ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nāran fa iżā antum min-hu tụqidụn yaitu Allah yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan api dari kayu itu.” 81 اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ a wa laisallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin 'alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-'alīm Dan bukankah Allah yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui. 82 اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ innamā amruhū iżā arāda syai`an ay yaqụla lahụ kun fa yakụn Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. 83 فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ fa sub-ḥānallażī biyadihī malakụtu kulli syai`iw wa ilaihi turja'ụn Maka Mahasuci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan. Tambahan Surat Yasin adalah surat urutan ke-36 dalam susunan kitab suci Al-Qur'an. Nama surat diambil dari ayat pertama yang berbunyi Ya Sin. Arti dari kata "Yasin" hanya Allah yang mengetahui kepastiannya. Tetapi beberapa ulama tafsir menakwil arti kata Yasin dalam surat ini tertuju kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi ada pendapat yang mengatakan Yasin merupakan nama lain dari Nabi Muhammad SAW. BerikutnyaSurat As SaffatBaca jugaAl Waqiah Ar RahmanAl Kahfi Al Mulk Gambar Membaca Surat Yasin Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Contoh Seputar Surat dari Apa itu Yasin? Yasin adalah surat yang terdapat pada Al-Quran. Surat ini berisi ayat-ayat yang ditujukan untuk manusia agar mereka mau mematuhi perintah Allah SWT. Dengan membaca Yasin, seseorang akan mendapatkan banyak manfaat yang tidak akan ia dapatkan dengan membaca surat lain. Membaca Yasin untuk Orang yang Menyakiti Kita Apa itu Yasin?Membaca Yasin untuk Orang yang Menyakiti KitaMengapa Kita Harus Membaca Yasin?Apa Manfaat Membaca Yasin?Kesimpulan Membaca Yasin untuk Orang yang Menyakiti Kita Membaca Yasin untuk orang yang menyakiti kita adalah sebuah tindakan yang sangat mulia. Membaca Yasin akan membantu kita memaafkan orang yang telah berbuat salah terhadap kita. Dengan membaca Yasin, kita akan mengingatkan diri kita akan pentingnya berbaik sangka dan menerima sikap baik dari orang lain. Jika kita membaca Yasin dengan tulus, kita akan merasakan pengaruhnya yang sangat luar biasa. Hal ini akan membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT. Mengapa Kita Harus Membaca Yasin? Yasin adalah salah satu surat yang paling dicintai oleh Allah SWT. Allah SWT akan memberi kemudahan dan keselamatan bagi orang yang membaca Yasin. Membaca Yasin juga akan membantu kita dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup kita. Selain itu, membaca Yasin juga akan menambah kekuatan dan keberanian kita untuk menghadapi berbagai macam cobaan hidup. Apa Manfaat Membaca Yasin? Manfaat membaca Yasin adalah banyak. Salah satunya adalah kita akan merasa damai dan tenang setelah membaca Yasin. Selain itu, membaca Yasin juga akan menambah kekuatan spiritual kita, sehingga kita akan lebih mudah untuk menghadapi berbagai masalah dalam hidup kita. Membaca Yasin juga akan membantu memperbaiki hubungan antara kita dengan sesama dan dengan Allah SWT. Kesimpulan Membaca Yasin untuk orang yang menyakiti kita adalah sebuah tindakan yang baik. Kita bisa mendapatkan banyak manfaat dengan membaca Yasin yaitu kita akan merasa damai dan tenang, menambah kekuatan spiritual, dan tentunya akan mendekatkan diri kita dengan Allah SWT. Jadi, mari kita membaca Yasin dengan tulus dan ikhlas. loading...Siapa yang membaca Surat Yasin pada suatu malam, maka pada pagi harinya ia diampuni. Foto/Ist Surat Yasin lengkap ayat 1-83 Arab latin dan terjemahan sangat baik untuk dijadikan amalan setiap malam. Surat ini cukup familiar bagi muslim Indonesia karena sering dibaca di majelis taklim, acara tahlilan ataupun syukuran. Surat Yasin disebut juga jantungnya Al-Qur'an. Surat ke-36 ini terdiri dari 83 ayat termasuk Surat Makkiyah diturunkan di Makkah. Kandungan Surat Yasin meliputi pokok-pokok keimanan, tanda-tanda kekuasaan Allah Ta'ala, peringatan kematian, hari akhir, serta kisah perjuangan para satu keutamaan Yasin disebutkan dalan Hadis berikut Al-Hafizh Abu Ya’la berkata, Ishaq bin Abi Isra’il meriwayatkan kepada kami, Hajjaj bin Muhammad meriwayatkan kepada kami, dari Hisyam bin Ziyad, dari al-Hasan, ia berkata, 'Saya mendengar Abu Hurairah berkata, 'Rasulullah SAW bersabda "Siapa yang membaca Surat Yasin pada suatu malam, maka pada pagi harinya ia diampuni. Dan siapa yang membaca Surat Ha Mim yang di dalamnya ada ad-Dukhan, maka pada pagi harinya ia diampuni". Imam Ibnu Katsir memberikan komentar جيد إسناد [Sanad Jayyid] artinya SAW juga bersabda "Bacakanlah Surat Yasin kepada orang yang sudah mati di antara kamu". Diriwayatkan oleh Abu Daud, an-Nasa’i dalam al-Yaum wa alLailah, Ibnu Majah dari Abdullah bin al-MubarakBerikut Bacaan Surat Yasin Lengkap Ayat 1-83 Arab Latin dan Terjemahanبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِBismillaahirrahmaanirrahiimيسٓYā Yaa Siin وَٱلْقُرْءَانِ ٱلْحَكِيمِwal-qur` Demi Al Quran yang penuh لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَinnaka Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍAlā ṣirāṭim yang berada diatas jalan yang lurus,تَنزِيلَ ٱلْعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِTanzīlal- sebagai wahyu yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَٰفِلُونَLitunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَLaqad ḥaqqal-qaulu alā akṡarihim fa hum lā yu` Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan ketentuan Allah terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَٰقِهِمْ أَغْلَٰلًا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَinnā ja’alnā fī a’nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka diangkat ke dagu, maka karena itu mereka مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَwa ja’alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fa hum lā Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding pula, dan Kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَwa sawā`un alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu` Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan تُنذِرُ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكْرَ وَخَشِىَ ٱلرَّحْمَٰنَ بِٱلْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍinnamā tunżiru manittaba’aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajring Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍinnā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata Lauh Mahfuzh.وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَٰبَ ٱلْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَwaḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā` Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَiż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan utusan yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata “Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu”. SEJAK kecil lagi, masyarakat kita sememangnya sinonim dengan Surah Yasin. Alunan bacaan Yasin memang tidak asing lagi pada kita. Boleh dikatakan, ia tidak pernah lekang dari bibir kebanyakan umat Islam. Ada segelintir orang yang mampu mengingati 83 ayat dalam surah berkenaan dengan baik sekali tanpa merujuk kepada al-Quran atau kitab Yasin itu sendiri. Apa tidaknya, surah berkenaan bukan sahaja dilazimkan pada malam Jumaat sahaja, malah ia juga menjadi surah utama yang dibacakan ketika majlis tahlil atau ketika mendengar perkhabaran ada insan yang sedang sakit. Sebenarnya, ramai yang mengenali Surah Yasin sebagai surah untuk orang yang meninggal Hakikatnya, surah yang teragung itu mempunyai keistimewaan tersendiri. Meskipun ada beberapa fadilatnya yang dipertikaikan kerana status hadis yang lemah dan mungkin palsu, namun kita masih boleh beramal dengannya. Apakah manfaat Surah Yasin kepada kita? Benarkah Surah Yasin berupaya bertindak sebagai pelindung diri dan kediaman kita? Sebelum mengulas persoalan itu, pendakwah Ustaz Mohd Fauzi Mustaffa menerangkan tentang asal usul surah berkenaan. Jelas beliau, Surah Yasin merupakan surah makiyyah iaitu diturunkan di Makkah. USTAZ MOHD FAUZI Beliau menambah, surah ke-36 daripada 114 surah dalam al-Quran itu dinamakan sebagai Yasin kerana permulaan ayatnya yang dimulakan dengan huruf ya dan sin. Bukti kenabian “Turunnya surah berkenaan adalah untuk membenarkan kenabian Nabi Muhammad SAW pada saat orang Musyrikin di Makkah enggan beriman dengan nabi. “Mereka melihat Nabi Muhammad tidak bersekolah di mana-mana, tidak berguru dengan sesiapa dan anak yatim pula, tiba-tiba mengaku menjadi nabi dan rasul. Maka, sebab itulah Surah Yasin diturunkan di Makkah. “Ia sarat dengan akidah, keimanan, perihal hari kebangkitan di padang mahsyar, diceritakan tentang syurga, nabi-nabi dan rasul-rasul terdahulu,” jelas beliau ketika dihubungi Sinar Islam baru-baru ini. Menyambung hujahnya, Ustaz Fauzi berkata, banyak keistimewaan yang ada pada Surah Yasin. Begitupun, ujar beliau, setelah diteliti satu persatu, kebanyakan kelebihan yang ada pada surah berkenaan diletakkan sebagai status da’if tidak memenuhi syarat hadis sahih atau hadis hasan dalam hadis yang memerihalkan tentang perkara tersebut. “Meskipun tarafnya da’if oleh para ulama hadis, tetapi ia tetap hadis. Statusnya diletakkan sedemikian mungkin ada kecacatan di mana-mana. “Namun begitu, ulama-ulama hadis menyatakan bahawa tidak mengapa beramal dengan hadis-hadis yang da’if dalam bab fadilat beramal,” katanya. Umpamanya, melazimkan bacaan Surah Yasin untuk mereka yang sedang nazak atau sudah meninggal dunia. “Perbuatan itu yang telah menjadi adat masyarakat kita selama ini. Perkara itu ada dijelaskan dalam sebuah hadis, tetapi ia berstatus da’if. “Begitupun, tiada masalah untuk beramal dengannya hadis da’if asalkan bukan hadis palsu,” tegasnya. Beramal Meneruskan perkongsian ilmunya, Ustaz Fauzi menyentuh tentang ayat 9, Surah Yasin yang berupaya menjadi pelindung kepada rumah kita daripada dimasuki pencuri. Terjemahan ayat itu berbunyi “Dan KAMI jadikan sekatan di hadapan mereka dan sekatan di belakang mereka. Lalu, KAMI tutup pandangan mereka; maka dengan itu, mereka tidak dapat Melihat maksud ayat berkenaan, agamawan itu berkata, jelaslah ia sesuai dijadikan sebagai ayat pendinding daripada kejahatan makhluk kasar dan halus. Artikel berkaitan Bukan sekadar untuk pendinding diri, begitu besarnya keagungan ayat Kursi yang mungkin ramai tak sedar… Dalam sirah, jelasnya, disebutkan bahawa Nabi Muhammad SAW mengambil segenggam pasir, lalu membaca ayat 9, Surah Yasin. Rasulullah kemudiannya membaling pasir tadi kepada anak-anak muda yang duduk di luar rumah baginda ketika peristiwa malam hijrah nabi. “Anak muda berkenaan berniat ingin membunuh baginda SAW. Tatkala nabi baling pasir berkenaan, semuanya tertidur. “Justeru, dibolehkan untuk kita beramal dengan mana-mana ayat al-Quran. Namun begitu, niatnya kena betul dan bukan hendak pukau orang misalnya. Jadi, dibolehkan jika kita berniat untuk memagar rumah dengan ayat 9, Surah Yasin. “Niat itu penting untuk kita mengamalkan ayat tadi supaya orang yang berniat jahat tidak nampak rumah kita atau pintu masuk kediaman kita,” katanya. Begitu juga dengan ayat 58, Surah Yasin. Ramai yang mengamalkan ayat itu supaya hajatnya dimakbulkan. Ayat berkenaan bermaksud “Ucap salam sejahtera dari Tuhan Yang MAHA Jelas Ustaz Fauzi, ia boleh untuk diamalkan jika ia melibatkan hajat yang baik untuk kesejahteraan diri, keluarga, kampung dan sebagainya. “Ia boleh juga dibaca beramai-ramai dan diniatkan bersama-sama. Umpamanya untuk keselamatan dan kesejahteraan kampung. Cuma, sebelum membaca Yasin, jangan lupa minta semua jemaah mengulang ayat ke-58 sebanyak tujuh kali dan berniat sebagaimana yang dihajatkan,” pesan beliau. Kepada satu soalan, Ustaz Fauzi menjawab “Segelintir orang tidak bersetuju dengan bacaan Yasin yang diadakan pada malam Jumaat sebagaimana yang menjadi kebiasaan masyarakat kita. DIBOLEHKAN membaca Surah Yasin untuk tujuan dan hajat yang baik umpamanya bagi kesejahteraan kampung daripada gangguan yang tidak diingini. “Ingatlah, apabila kita membaca Yasin, ia bukanlah bermakna kita hendak menafikan Surah al-Kahfi yang digalakkan baca pada malam Jumaat atau hari Jumaat. Tidak salah pun kita membaca Yasin antara waktu Maghrib dan Isyak pada malam Jumaat. “Malam Jumaatkan panjang waktunya. Selepas Isyak, bacalah pula Surah al-Kahfi ataupun ia boleh dibaca pada hari Jumaat yang panjang masanya selagi belum gelincir matahari. “Jauhilah pandangan-pandangan yang terlalu ekstrem dalam perihal amalan sunat ini. Sebaliknya ambillah pendekatan yang sederhana. Ulama sederhana menyatakan, tidak menjadi satu kesalahan dan bid’ah yang sesat sekiranya kita membaca Yasin pada malam Jumaat. “Yasin juga termasuk dalam al-Quran yang disuruh untuk umat Islam membacanya. Apa yang salahnya adalah apabila kita mewajibkan bacaan Yasin pada malam Jumaat,” terang beliau. Diampunkan dosa Sementara itu, pendakwah Ustaz Bakhtiar Fitri Abdul Hamid menjelaskan, meskipun kebanyakan hadis yang memerihalkan kelebihan membaca Surah Yasin adalah terlalu lemah dan ada ulama hadis yang mengatakan palsu, namun terdapat sebuah hadis yang dinilai sahih. USTAZ BAKHTIAR FITRI Jelas beliau, hadis berkenaan diletakkan dalam kitab Sahih Ibn Hibban. Daripada Jundub bin Abdillah RA, bahawa Nabi Muhammad SAW bersabda “Barang siapa yang membaca Surah Yasin pada malam hari untuk mencari reda ALLAH, maka akan diampunkan Riwayat Ibn Hibban “Oleh sebab itu, kita melihat kebanyakan umat Islam di Malaysia beramal dengan surah Yasin kerana ingin memperoleh fadilat atau kelebihan dan keredaan daripada ALLAH SWT,” katanya ketika ditemu bual secara maya baru-baru ini. Benarkah membaca Yasin akan mendapat kelebihan 10 kali pahala membaca al-Quran? Ustaz Bakhtiar Fitri menjawab, tiada nas yang menyebut tentang kelebihan berkenaan. Pun begitu, katanya, terdapat beberapa hadis yang menyebut secara umum kelebihan membaca al-Quran. Antaranya hadis daripada Abdullah bin Mas’ud RA, bahawa Nabi Muhammad SAW bersabda “Barang siapa yang membaca satu huruf di dalam al-Quran, maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan itu digandakan menjadi sepuluh kebaikan yang semisal dengannya. AKU tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu Riwayat at-Tirmizi “Melihat ungkapan hadis berkenaan, jelaslah bahawa apa-apa ayat al-Quran yang dibaca akan mendapat 10 kebaikan daripada setiap huruf yang dibaca,” ujar beliau. Mengulas tentang kehebatan tentang kalimah kun fayakun dalam ayat 82, Surah Yasin, Ustaz Bakhtiar Fitri mengemukakan tafsiran ulama mengenai perkara itu. Dalam Sahih Ibnu Katsir, ayat berkenaan diterangkan melalui sebuah syair yang berbunyi “Apabila ALLAH menghendaki sesuatu, cukup bagi-NYA mengucap satu ucapan kun fayakun”. Jelasnya, ALLAH SWT berkuasa melakukan apa sahaja meskipun manusia tidak mengkehendakinya. “Malah, kehendak ALLAH tidak perlu bergantung kepada sesiapa dan tidak perlu bersusah payah sepertimana apabila manusia menginginkan sesuatu. “Maka, ALLAH SWT mengakhiri Surah Yasin dengan membenamkan keegoan manusia agar tawaduk dan mengakui kehebatan ALLAH SWT. Jadi tepatlah ALLAH menyebut pada ayat akhirnya iaitu ayat ke-83 surah berkenaan yang bermaksud “Oleh itu akuilah kesucian ALLAH dengan mengucap Subhaanallah! – Tuhan yang memiliki dan menguasai tiap-tiap sesuatu, dan kepada-NYALAH kamu semua dikembalikan”,” katanya. Sesungguhnya, Surah Yasin mengajar kita meletakkan kebergantungan kita kepada Sang Pencipta. Tiada daya bagi seorang hamba yang kerdil ini selain mengharapkan kepada Pencipta-NYA. Kebaikan kepada manusia hidup atau sudah meninggal dunia Segelintir masyarakat menganggap bahawa Surah Yasin khusus dibacakan untuk orang yang sedang nazak atau sudah meninggal dunia. Hakikatnya, ia juga boleh dibacakan untuk orang yang masih hidup lagi. Pendakwah Ustaz Wan Akashah Wan Abdul Hamid berkata, Surah Yasin membawa kebaikan kepada manusia yang masih bernyawa dan sudah menghadap Pencipta-NYA kerana keberkatan surah berkenaan. USTAZ WAN AKASHAH “Umpamanya, seseorang itu sakit, berhajat dan sebagainya, apabila dibacakan Yasin untuknya, ALLAH akan menurunkan barakah kepada setiap huruf al-Quran berkenaan. “Dengan berkat bacaan Surah Yasin tadi, ia akan memberikan keberkatan kepada orang yang sedang sakit. Ketahuilah, dalam setiap huruf al-Quran itu, ALLAH memberikan kepadanya 10 kebaikan,” jelasnya ketika dihubungi baru-baru ini. Bukan itu sahaja, jelas Ustaz Wan Akashah, kita juga digalakkan untuk membaca Surah Yasin bagi menghalau jin atau syaitan yang berada di rumah masing-masing. “Andai kata, ada gangguan di dalam kediaman kita, bacalah Yasin sebagai pendinding diri,” katanya. Mengulas lanjut tentang bacaan Yasin sama ada ketika seseorang sedang nazak atau sudah meninggal dunia, pendakwah itu menjelaskan, waktu ketika nazak adalah lebih utama. “Ia akan memudahkan roh seseorang itu keluar daripada jasadnya. Disebabkan itulah kita digalakkan membaca Surah Yasin saat seseorang itu hampir meninggal dunia supaya malaikat mengambil nyawanya dengan perlahan-lahan untuk kembali kepada Pencipta-NYA. “Namun, andai tidak sempat berbuat demikian, tiada masalah membacanya apabila seseorang itu sudah meninggal dunia supaya suasana ketika menguruskan jenazah itu mendapat keberkatan,” ujarnya. Bilakah waktu terbaik membaca Surah Yasin? Menjawab persoalan itu, Ustaz Wan Akashah berkata “Sebaiknya bacalah ia pada permulaan hari iaitu awal pagi bagi sesiapa yang berhajatnya SURAH Yasin bukan sahaja boleh dibacakan untuk orang yang sudah meninggal dunia, tetapi juga untuk diri sendiri dan orang lain yang masih hidup kerana manfaat yang ada padanya. Seperkara lagi, beliau mengingatkan agar kita menjaga adab ketika membaca Yasin. Ia supaya apa yang dihajatkan akan mudah dimakbulkan oleh ALLAH SWT. “Sebelum membacanya, kita disunatkan untuk memulakan dengan ummul kitab iaitu Surah al-Fatihah kerana ia merupakan ibu al-Quran. Kemudian, jangan lupa berselawat. “Ia sangat digalakkan kerana semua maklum bahawa Rasulullah SAW ialah kekasih ALLAH. Apabila ALLAH sayang kepada nabi dan kita pula menunjukkan rasa sayang itu dengan berselawat ke atasnya dan memuji baginda, insya-ALLAH dengan sendirinya segala hajat dan permintaan akan mudah dimakbulkan oleh-NYA,” katanya. ANEKDOT KELEBIHAN membaca al-Quran – Islam begitu memandang mulia kepada orang yang alim dan menguasai isi kandungan yang terdapat dalam kalam ALLAH SWT. – Ia termasuklah banyak membaca al-Quran, memahami maksudnya dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitab suci berkenaan kerana kalamullah itu akan memberi syafaat kepada mereka yang membacanya pada hari kiamat kelak. – Daripada Abu Umamah RA katanya, aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda “Hendaklah kamu semua membaca al-Quran, sesungguhnya al-Quran itu akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada orang yang membaca dan beramal dengan Riwayat al-Bukhari dan Muslim – Al-Quran merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. – Kitab suci itu mengandungi semua aspek ilmu keduniaan dan akhirat. Sumber Foto 123rf, Freepik & Bernama

membaca yasin untuk orang yang menyakiti kita